Komentar dari Aisyatur Rahmah / Adper Pagi 2009
Tentang “ Kepala SMK Migas Akhirnya Minta Maaf”
Dari Koran Jawa Pos tanggal 1 Oktober 2011
Seharusnya Kepala SMK Migas Cepu Djaswadi tidak perlu menuding Humas LSM Benteng Merah Putih, Tulis Trilaksono membeberkan dugaan penyimpangan dana APBN di sekolahnya karena sakit hati tidak diberi proyek. Hal yang dilakukan Djaswadi itu dapat berakibat buruk bagi SMK Migas dan Humas LSM Benteng Merah Putih yaitu citra dari masing – masing pihak akan dinilai masyarakat tidak baik.
Tindakan dari Kepala SMK Migas Cepu Djaswadi itu sudah benar. Dengan Djaswadi meminta maaf kepada Humas LSM Banteng Merah Putih sudah menunjukkan sudah tidak ada masalah lagi diantara mereka. Dengan begitu Djaswadi sudah berupaya untuk mengoptimalkan dalam menciptakan suasana harmonis antara Kepala SMK Migas Cepu dengan Humas LSM Benteng Merah Putih, serta membangun kepercayaan yang baik dari khalayak dan mitra usaha dalam rangka mempertahankan citra positif dari SMK Migas Cepu dan LSM Benteng Merah. Selain itu juga akan ada lagi hubungan harmonis dan memberikan kesan yang menyenangkan sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan dari SMK Migas Cepu.
Dari kasus tersebut kita memperoleh pengalaman belajar yaitu, mengetahui dan memahami komponen dasar dari rambu – rambu dalam setiap perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan petugas komunikasi lembaga untuk bisa menciptakan, menjaga, dan memelihara hubungan dengan publik. Sehingga dapat dijadikan landasan dalam melakukan setiap kegiatan sebagai komunikator lembaga untuk memenuhi kebutuhan pimpinan dan public secara seimbang.